Kisah Cinta Seorang Gadis Buta
Namaku Vita aku adalah yatim, dan usiaku saat ini baru 23 tahun, kedua orang tuaku meninggal pada saat
terjadi kebakaran di rumahku dulu, aku mengalami cedera pada usiaku 12 tahun dan kini aku menjadi buta karena kebakaran tersebut.
Kini aku tinggal bersama bibiku kebetulan bibiku belum memiliki seorang anak dan suaminya telah lama meninggal, kasih sayang bibiku sangat besar padaku, dia sudah aku anggap sebagai ibuku. Kami hidup berdua saja, di rumah sederhana, aku di berkati sesuatu yang lain yaitu suaraku yang indah, begitu kata bibiku yang selalu memberikanku semangat di luar kebutaanku, aku pun mengasah terus suaraku karena aku mempunyai impian untuk menjadi seorang penyanyi terkenal.
Pernah suatu hari pada saat aku mengisi sebuah acara dib alai desa di mana kami tinggal aku mendapat pujian yang tak biasa dari seseorang, dan sangat kuat dalam ingatanku dia mengatakan “suara yang sangat indah” aku pun mencari tau siapa yang mengatakan hal itu, dan ketua RT kami memperkenalkannya padaku, Irwan itulah namanya, dia datang dari kota untuk liburan di desa kami, ternyata perkenalan ku dengan irwan adalah sebuah anugrah tersebar dalam hidupku, irwan sering menemuiku dan bercerita padaku mengenai kehidupannya di kota, irwan berasal dari keluarga yang berada namun dia bosan dengan kehidupan kota yang pengap, oleh karena itu dia berlibur ke desa, tak banyak aku mendengar sesuatu yang berhungan dengan kota, namun penilaianku mengenai irwan pertama kali aku mengenalnya sudah sangat berbeda, dia adalah orang yang baik, perasaanku sangat kuat mengatakan hal itu, walau aku tidak bisa melihat irwan secara langsung, aku pun bercerita mengenai keadaanku mengapa aku tinggal bersama bibiku dan aku juga menceritakan bahwa aku mempunyai cita-cita untuk menjadi penyanyi terkenal.
Hari- hari berlalu kamipun semakin dekat sampai suatu hari irwan memintaku untuk menjalin hubungan yang lebih serius lebih dari teman, aku pun tidak bisa menolaknya, hatiku sudah sangat yakin padanya, dan irwan juga berjanji padaku untuk membantuku meraih impianku, aku dan bibi pun pindah ke kota bersama irwan, irwan memperkenalkanku pada keluarganya, pikiranku awalnya sangat malu karena keadaan fisikku, namun irwan yakin keluarganya akan menerimaku apa adanya, dan benar saja keluarga irwan menerimaku apa adanya, mereka percaya pada pilihan anaknya.
Sudah beberapa minggu berlalu, aku dan irwan selalu mencoba untuk mendatangi studio rekaman dimana aku bisa menyalurkan bakatku, namun tak satupun yang mau menerimaku karena keadaan fisikku yang tidak sempurna, dalam hatiku aku sangat sedih karena penolakan tersebut, namun irwan selalu membesarkan hatiku, dia percaya bahwa aku akan dapat meraih impianku, sampai suatu hari irwan mengatakan untuk mencarikan donor mata padaku, awalnya aku kaget mendengar hal tersebut, namun dia yakin jika aku bisa melihat lagi aku akan bisa mencapai apa yang aku inginkan.
Awalnya aku berat menerima hal tersebut, namun lagi irwan memberikanku keyakinan untuk melakukannya. Tibalah saat di mana pendonoran mata itu dilakukan, saat itu aku hanya di temani oleh bibiku tanpa ditemani irwan, karena pada saat itu irwan mengatakan mendapat tugas penting dari kantornya untuk tugas keluar kota, operasi yang di rencanakan berjalan sukses dan aku sangat bahagia, kini aku akan bisa melihat dunia lagi dan yang paling penting aku akan bisa melihat sosok irwan, setelah lama dalam perawatan penyebuhan aku belum sekalipun mendengar kabar dari irwan, bibiku hanya mengatakan untuk tetap percaya padanya, mungkin tugasnya mengharuskannya untuk tinggal lama di sana, dan bibiku juga tiba-tiba teringat jika beberapa hari lalu irwan mengirimkan surat padanya, awalnya aku sama sekali tidak curiga pada surat tersebut dan pada bibiku.
Akhirnya hari dimana aku akan melihat dunia datang, hari ini aku akan pertama kali membuka mataku setelah sangat lama,pembukaan mata pertamaku tertuju pada bibiku yang berada tepat di sebelahku, dan aku pun teringat mengenai surat yang di kirim irwan padaku dan aku segera membuka surat tersebut dan membacanya, aku sangat sedih membaca surat tersebut yang berisi permintaan maaf irwan karena tidak bisa menemaniku pada saat operasi berlangsung dan pada saat aku sadar dan bisa melihat kembali, dan meminta ku untuk meraih impianku, aku sama sekali tak curiga saat itu , aku sedih sekali dan bibiku membesarkan hatiku untuk tetap bersabar.
Waktu pun berlalu aku berhasil meraih apa yang aku impikan, aku bisa menyalurkan bakatku yaitu menyanyi, namun dalam hatiku tetap sedih dan marah pada irwan, karena sampai saat ini dia sama sekali tidak ada kabar, namun aku tidak akan bersedih terus, aku bertekad untuk menemukan irwan dan menayakan alasan mengapa dia sampai meninggalkan aku, 2 tahun berlalu aku terus mencari dan mencari, namun kini pencarianku tak sia-sia.
Tiba-tiba aku mendengar suara yang sangat aku kenal, aku pun mencari tau mengenai laki-laki tersebut, dan benar saja itu adalah irwan, aku sangat kaget dan terpukul melihat keadaan irwan yang berada di kursi roda dan dalam keadaan buta, aku baru tau jika irwan memiliki penyakit yang berat, aku menangis di depan irwan mengapa dia membohongiku selama ini, irwanpun menjelaskan padaku jika dia tidak ingin membuat aku bersedih, dia mengatakan dia rela sakit demi aku, dan mengenai matanya yang buta irwan berbohong padaku jika ia buta karena penyakitnya tersebut, aku percaya padanya saat itu tanpa bertanya lebih karena aku tidak ingin membuatnya sedih, dia sama sekali tidak menceritakan padaku bahwa dialah yang telah mendonorkan matanya padaku.
Beberapa bulan berlalu dan keadaan irwan bertambah buruk, dan mengharuskan irwan dirawat di rumah sakit, selang sehari kondisinya bertambah buruk kini kondisi irwan dalam keadaan koma, aku sedih melihatnya seperti itu, sedih karena saat seperti ini ternyata aku dapat melihat sosok irwan yang sangat aku sayangi, 2 hari setelah diwarat irwan meninggal dunia, namun sebelum meninggal irwan membisikan sesuatu padaku dia memintaku berjanji untuk bertahan walau apapun yang terjadi dan mengikuti apa kata hatiku, dan di sanalah keluarga irwan dan bibiku menceritakan padaku bahwa irwanlah yang telah mendonorkan matanya padaku agar aku dapat mencapai tujuanku sebagai penyanyi, hatiku bertambah hancur mendengar cerita tersebut, keluarga irwan lalu memberikan sebuah buku padaku, irwan berpesan untuk memberikan bukunya padaku, ternyata buku tersebut buku catatan pribadi irwan, ternyata perjalanannya dari awal bertemu denganku sampai sebelum masuk ke rumah sakit telah di catat olehnya dalam buku ini, dalam catatannya dia mengatakan keinginannya walau sekali dalam hidupnya dapat melakukan sesuatu yang berguna.
membantu orang-orang cacat dalam fisik maupun mental, aku mengajari membaca, menulis dan memberikan semangat pada mereka untuk terus berjuang dalam hidup ini. Karena hidup ini milik semua orang. Semua yang telah aku alami telah membuat aku sadar akan kebesaran cinta sejati dan pengorbanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar